Saturday, November 23, 2024
   
TEXT_SIZE

Wujudkan SRA, Perlu Banyak Dukungan

Kudus – kopertis6.or.id - Mewujudkan Sekolah Ramah Anak (SRA) merupakan hal yang sangat penting dalam rangka menyiapkan generasi bangsa yang berkualitas, cerdas, dan berkarakter. Selain itu, juga membutuhkan support dari banyak pihak, baik keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Subagyo S.Pd., guru berprestasi tingkat nasional tahun 2013, mengutarakan hal itu dalam seminar nasional ‘’Menyiapkan Pendidik yang Melek Hukum terhadap Perlindungan Anak’’ di auditorium kampus Universitas Muria Kudus (UMK), baru-baru ini  (27/8).

‘’SRA adalah sekolah yang melibatkan anak dan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak,’’ ujar guru SD Pekunden Semarang tersebut.

Dalam seminar yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Progdi PGSD) UMK itu, Subagyo menjelaskan, beberapa hal yang diperlukan untuk menuwujdkan SRA, antara lain program dan lingkungan sekolah yang mendukung. ‘’Selain itu diperlukan juga penciptaan suasana yang kondusif,’’ terangnya.

Istilah ‘’ramah anak’’ sendiri, menurut guru berprestasi itu, sudah dikenal publik sejak lama. ‘’Istilah ramah anak mulai marak dipakai sejak diakuinya hak anak oleh PBB, yang kemudian disepakati hampir seluruh negara-negara anggota PBB pada 1989,’’ ungkap Subagyo.

Rektor UMK Dr. Suparnyo SH. MS. pembicara lain dalam seminar itu, mengatakan, perlindungan terhadap anak memiliki payung hukum yang sangat jelas, yakni UU No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

‘’Tujuannya melakukan perlindungan terhadap anak, yaitu menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.’’

Sementara M Kanzunnudin, dosen PGSD UMK pada kesempatan itu antara lain mengapresiasi dukungan masyarakat terhadap pendidikan di tanah air, khususnya di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal.

‘’Saat ini makin banyak para sarjana yang peduli pada kemajuan pendidikan di tanah air, dengan bergabung pada program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T),’’ tuturnya

COMMUNITY

Materi Pelatihan