Saturday, November 23, 2024
   
TEXT_SIZE

PR PT Masih Di Wilayah Perjuangan

Salatiga – Peran  humas atau PR (Public Relations) di perguruan tinggi (PT) pada umumnya masih dipandang sebelah mata oleh pimpinan lembaganya, sehingga petugas humas harus bisa menunjukkan kinerja.

“Setelah mengikuti pelatihan ini cobalah untuk merubah sikap dari mengeluh menjadi mengolah. Lakukan kinerja dengan baik sesuai sisi kehumasan. Daya jual seperti ini tentunya akan menjadi embrio penilaian oleh pimpinan Saudara”.

Pernyataan ini disampaikan Koordinator Kopertis VI, Prof. DYP. Sugiharto saat menutup acara Pelatihan Kehumasan PTS se Jawa Tengah di Hotel Le Beringin Salatiga selama tiga hari (5-7/6).

Sangat dipahami, lanjut Koordinator, hampis seluruh organisasi di Indonesia masih sedikit yang menempatkan PR pada struktur yang kuat seperti memiliki wilayah dalam pengambilan keputusan, tanpa kecuali PR yang ada di PTS.

“Petugas Humas jangan hanya sekedar kliping koran, menyusun konsep pidato pimpinan, akan tetapi di situ ada strategi untuk menyampaikan informasi tentang organisasi yang pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada organisasi. Kompetisi ke depan ditentukan sejauhmana masyarakat percaya terhadap PTS. Maka dari itu, citra PTS ada yang mengkomunikasikan secara komprehenship dengan strategi yang tepat sesuai dengan situasi masyarakat. Hal-hal seperti ini kiranya belum tergarap dengan baik, “ papar Prof. DYP.

Ia berharap, narasumber dalam pelatihan ini dapat membentuk kader-kader militant untuk petugas humas di PTS, karena profesi ini masih di wilayah perjuangan dan perlu diperjuangkan. 

            Terhadap penyelenggaran pelatihan ini, salah satu peserta, Reni Ariastuti dari Universitas Sahid mengatakan, banyak sekali manfaat yang didapat, karena sebelumnya tidak memahami ilmu humas yang sebenarnya.

            “Cuma dalam tiga hari saya mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat. Ketika nanti saya kembali ke kampus, ilmu yang saya peroleh ini akan saya aplikasikan, agar ke depan lembaga kami akan maju .utamanya bisa lebih eksis di media.” Jelas Reni.

            Senada dengan apa yang disampaikan Reni, Teguh Wahyudi dari Stikes Muhammadiyah PKU Surakarta mengungkapkan, pelatihan ini membuka wacana kita bahwa humas menjadi salah satu pokok terpenting dan harus berada di depan untuk menjaga citra institusi.

            Teguh berharap, pelatihan ini ada kelanjutan  dengan materi yang condong pada praktik untuk negosiasi, lobi dan etika.

 Tampak gambar : Koordinator bersama narasumber Sri Mulyadi (Suara Merdeka), Gunawan Witjaksana (STIKOM Semarang), Ali Al Ma'ruf (UMS) dan peserta pelatihan foto bersama seusau acara penutupan.

COMMUNITY

Materi Pelatihan