Saturday, November 23, 2024
   
TEXT_SIZE

INDONESIA MEMASUKI TEKNOLOGI NANO

Nano teknologi berfungsi meningkatkan produktivitas pertanian, pengolahan makanan dan pengemasan. Beberapa bidang pertanian yang menerapkan teknologi nano, antara lain : pembibitan tanaman, pembibitan hewan, obat hewan, pestisida, industri pakan, industri obat herbal, infrastruktur pertanian dan neutraceutical.

            “Tahun 2012 Indonesia memasuki era teknologi nano. Teknologi yang satu ini tidak sebatas digunakan membuat nanomaterial bagi piranti mikroelektronik, akan tetapi juga bagi industri lain, seperti pertanian dan pangan.”

            Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Masyarakat Nano Indonesia, Dr. Nurul Taufiqu Rochman pada Seminar Nasional Sains dan Teknologi 3 yang diselenggarakan Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim, belum lama ini.

            Dalam presentasinya berjudul “Rekayasa dan Inovasi Nanoteknologi dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Produk-Produk Pertanian dan Pangan, Dia memaparkan mengenai perlunya penguasaan teknologi rekayasa proses, mengingat saat ini diukur dari segi kesiapan teknologi, daya saing global, Indonesia hanya menempati peringkat 91.

            “Saat ini sektor pertanian menyumbang 13%  dari total PDB Indonesia. Padahal sektor pertanian dapat menjadi unggulan, mengingat karakteristik Indonesia sebagai negara agraris. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guna mengedepankan sector pertanian, yakni dengan menerapkan teknologi rekayasa proses, semisal teknologi nano” tandasnya.

            Berdasarkan kajian dan survey, Dr. Nurul menambahkan, ada lima bidang industri yang berpotensi menerapkan teknologi nano, yaitu industri pupuk, pestisida, pangan, obat herbal dan kemasan.

            Sementara itu, Wakil Direktur LPPOM MUI, Muti Arintawati, M.Si mengatakan, rekayasa proses pengolahan pangan hendaknya tetap mengedepankan hak-hak konsumen untuk mendapatkan produk halal.

            Sedangkan menurut praktisi dari PT. Sido Muncul,  Risdiyanto, MT. IPP menyampaikan, industri memang dituntut  menerapkan teknologi rekayasa proses dan berbagai inovasi  untuk meningkatkan daya saing.

            Pada sesi presentasi makalah, artikel ilmiah yang dipresentasikan berjumlah 81, dan dikelompokkan kedalam 7 kelompok, yakni kimia obat dan pangan, energi, material, perancangan manufaktur, sipil dan arsitektur, elektronika dan teknik informatika, teknik industri. Artikel-artikel tersebut disajikan oleh pemakalah dari berbagai institusi perguruan tinggi, antara lain UNDIP, UNS, UMS, UGM, UMK, UDINUS, UNISBANK, POLINES, UNISSULA, UNSA

COMMUNITY

Materi Pelatihan