Saturday, November 23, 2024
   
TEXT_SIZE

Kenalkan Budaya Indonesia di Vietnam Melalui Program Pembelajaran

Kudus-ristekdikti.go.id - EkoWidianto, M.Pd, dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK) sukses mengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dan mengenalkan budaya Indonesia di Hanoi University, Vietnam. 

Dirinya mengajar di Vietnam lebih kurang selama 4 bulan, terhitung mulai 28 Agustus sampai dengan 10 Desember 2018. Selain mengajar Bahasa Indonesia di Hanoi University, ia juga mengajar di Umah Indo yang terletak di Kedutaan Besar(Kedubes) Indonesia di Vietnam. Umah Indo adalah milik KBRI Hanoi. Ini adalah sebuah kafe yang didesain sekaligussebagai pusat pameran kebudayaan. Tahun 2018 dibuka kelas bahasa Indonesia di sana diperuntukkan masyarakat umum Vietnam. Kegiatan di Umah Indo yakni pengajaran BIPA, kelas budaya. Selama di sana, Eko tinggal di sebuah apartmen bersama salah satu home staff KBRI Hanoi, di Jalan Lo Ducnomor 42, HoanKiem District, Hanoi Vietnam. 

Pria kelahiran Jepara 22 Mei 1992 ini, merupakan pengajar lepas BIPA PPSDK (Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud yang lolos seleksi pada tahun 2016. Oleh sebab itu, PPSDK memberikan kesempatan kepada Eko untuk bertugas sebagai pengajar bahasa Indonesia sekaligus mendiplomasikan budaya Indonesia, atas izin Instansi Universitas Muria Kudus, tempat Eko mengajar.

“Pada 2017 tepatnya Januari sampai dengan Mei, saya ditugaskan mengajar BIPA ke Tunisia, Afrika Utara. PPSDK menilai kinerja saya selama bertugas di Tunisia cukup baik. Oleh sebab itu, saya diberikan kesempatan untuk mendiplomasikan bahasa dan budaya kembali di Hanoi, Vietnam pada tahun ini.” ungkap suami dari Shofiana tersebut. 

Menurutnya, karakteristik orang Vietnam cukup unik. Dalam bahasa Vietnam dikenal intonasi, sehingga mereka selalu belajar bahasa Indonesia sesuai dengan intonasi yang dilafalkan oleh pengajarnya. Hal ini membuat mereka cukup cepat belajar bahasa Indonesia denganbaik. Selain itu, orang Vietnam memiliki etos belajar yang kuat dan baik.” katanya

Kegiatan yang ia lakukan selama di Vietnam, yakni mengajar BIPA di Umah Indo dan Hanoi University, membuka kelas budaya seperti nonton film Indonesia, masak perkedel, masak kolak, masak minuman khas Indonesia, main dakon, dan main mainan tradisional Indonesia, melakukan diplomasi program (promosi program kebeberapainstansi), mengembangkan bahan ajar BIPA untuk Hanoi University Vietnam belajar Bahasa Vietnam dan mengikuti beberapa kegiatan yang diselenggarakan Hanoi University dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sana. 

“Peluang yang mungkin bisa ditindaklanjuti antara UMK dan Hanoi University cukup banyak, meliputi pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, joint seminar, supporting pembukaan jurusan bahasa Indonesia di Hanoi University, supporting Unit BIPA di UMK, dan sebagainya.” tegas Eko.

Lebih lanjut Ia menyampaikan harapan semoga Program Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing di Vietnam terus berlanjut, serta akan terus berkembang diwaktu mendatang.   

“Semoga tahun depan BIPA menjadi mata kuliah wajib di Hanoi University, dan semoga tahun-tahun berikutnya Hanoi University Vietnam membuka jurusan bahasa Indonesia,  agar bahasa Indonesia makin dikenal di dunia.” harapnya.

 

 

COMMUNITY

Materi Pelatihan