Saturday, November 23, 2024
   
TEXT_SIZE

Perguruan Tinggi Harus Siap Dengan Perubahan di Era 4.0

Semarang-kopertis6.or.id - Proses revolusi industri dari I sampai IV tidak sederhana,  ada satu kata kunci yang perlu diperhatikan, yakni semuanya mengarah pada tuntutan evisiensi dalam upaya menekan biaya produksi. Terkait dengan Four Point Zero (4.0) ini, kira-kira mana yang lebih dahulu memperoleh prioritas. “Akhirnya kita putuskan untuk  lima prioritas yang kita coba, yakni sektor makanan dan minuman, tektil dan busana, otomotif, elektronik, obat-obatan.”

Pernyataan ini disampaikan Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartanto yang dalam hal ini diwakili Suryadi dari tim Ahli Kementerian Perindustrian sebagai narasumber dalam Seminar Nasional dengan tema “Peran Perguruan Tinggi Dalam Era Revolusi Industri 4.0” yang diselenggarakan Universitas Semarang di kampus Jl. Alteri Soekarno-Hatta. Kamis, 19 Juli 2018. Adapun narasumber lain, Bambang Soesatyo (Ketua DPR RI), Muladi (Ketua Pembina Yayasan Alumni UNDIP), Arif Satria, Teddy Mantoro, Kesi Widjajanti.

Suryadi berharap, jika dari perguruan tinggi melakukan aktivitas yang mengarah pada lima sektor yang sudah saya sebutkan tadi, tolong dari Kementerian Perindustrian dilibatkan.  

Sementara itu, Bambang Soesatyo pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa hidup di era 4.0 dipandang lebih evisien, segala kebutuhan dapat dilakukan melalui smartphon. “Untuk perguruan tinggi, tidak perlu lagi memiliki fasilitas gedung yang megah dan halaman kampus yang luas karena itu nantinya tidak lagi penting, karena yang terpenting adalah konten.” ungkapnya

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia berkualitas. Bahkan dapat dikatakan wajah dan profil masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan.

“Revolusi Industri 4.0 merupakan keniscayaan yang tidak dapat dipungkiri oleh bangsa manapun di dunia sebagai dampak kemajuan teknologi, khususnya teknologi digital. Persoalannya adalah apakah revolusi industri 4.0 akan menjadi ancaman atau justru menjadi peluang. Dimana peran perguruan tinggi termasuk USM dalam kemajuan-kemajuan yang tidak terbendung.” paparnya

Saya apresiasi atas terselenggaranya seminar ini, kita harapkan akan melahirkan pemikiran-pemikiran yang dapat digunakan untuk menyusun kebijakan perguruan tinggi yang mampu menjawab tuntutan revolusi  industri 4.0. “Saya menaruh harapan kepada institusi perguruan tinggi yang paling siap dalam menghadapi revolusi industri 4.0, agar mampu meningkatkan daya saing bangsa ditengah persaingan globalisasi.”  harap Bambang di akhir sesi.

Terselenggaranya seminar ini menurut Muladi merealisasikan adanya keinginan untuk memahami secara jelas hakekat revolusi industri 4.0. “Secara nasional apakah membawa pengaruh positif maupun negatif, begitu pula perlunya  perguruan tinggi melakukan antisipasi  terhadap perkembangan revolusi industri 4.0.” bebernya.

Peserta seminar datang dari berbagai kalangan, baik unsur pimpinan perguruan tinggi, dosen, organisasi profesi, pemerhati teknologi dan masih banyak lainnya.

 

 

COMMUNITY

Materi Pelatihan