Saturday, November 23, 2024
   
TEXT_SIZE

Ingin Berkualitas dan Eksis, PT Harus Berinovasi

Semarang-kopertis6.or.id – Pada era digital,  penguasaan teknologi informasi sangat penting, sehingga perguruan tinggi (PT) dituntut melakukan inovasi.

“PT harus berinovasi jika berkeinginan lembaganya berkualitas dan eksis, baik pada progdi maupun yang lain. Selain hal tersebut, perlu pula penguatan berbahasa Inggris. Diharapkan mulai  semester I hingga semester akhir  kelompok belajar bahasa Inggris bagi mahasiswa harus dilakukan secara berkelanjutan.”

Pernyataan ini disampaikan oleh Kemenristekdikti Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D.Ak dalam Rapat Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta yang diselenggarakan oleh Kopertis VI, berlangsung di Aula Kampus Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Kamis 28 Desember 2017 dengan tema “Kebijakan Kemenristekdikti dalam Mengelola Perguruan Tinggi Swasta di Era Digital.”

Tampak hadir dalam acara tersebut Dirjen Kelembagaan Patdono Suwignyo, dari Aptisi Y. Soetomo, Ketua HP PT Kes Jateng Weni Hastuti, serta pimpinan PTS se Jateng.

Prof. Nasir menambahkan, PT perlu juga melakukan bahasa pemrograman. Menurutnya, bahasa pemrograman sangat penting mengingat ide-ide yang muncul atau memfasilitasi  mahasiswa dalam merefleksikan imajinasi dalam bentuk program. “Paling tidak mahasiswa diberikan pemahaman tentang bahasa program.” Tandasnya

Menristek menjelaskan bahwa saat ini sudah ada khursus berbasis online, kuliah berbasis online. Jika kuliah berbasis online, maka yang perlu dipersiapkan adalah medianya.

Koordinator Kopertis VI, Prof. DYP Sugiharto saat membuka acara menyampaikan paparan mengenai Kondisi dan Capaian Kopertis Wilayah VI  di 2017. Dikatakan, tata kelola pendidikan tinggi di Indonesia meliputi pembinaan, penguatan otonomi dan akuntabilitas penyelenggaraan Tridharma. “Tata kelola universitas yang baik meliputi transparansi, akuntabilitas, responsility, independensi, berkeadilan. Disamping hal tersebut, perlu adanya pemberdayaan dan penguatan SPI di tiap PT, regulasi tidak berseberangan dengan regulasi pemerintah, serta perlu menghindari legal engineering dan transactional engineering.” tegasnya

Mengenai peringkat APT, lanjutnya, peringkat A di tahun 2016 yang semula kosong di  2017 menjadi 3, untuk peringkat B di tahun 2016 yang semula berjumlah 8 di 2017  menjadi 48, adapun peringkat C di tahun 2016 yang semula berjumlah 21 di 2017 menjadi 29, Akreditasi Minimal di tahun 2016 yang semula berjumlah 220 di 2017 menjadi 176.  Sedangkan yang saat ini berproses di BAN PT ada 38 PTS.

“Untuk sertifikasi dosen, dosen PNS dipekerjakan di 2016 yang bersertifikat sebanyak 617, di 2017 menjadi 629. Adapun dosen yayasan di 2016 yang bersertifikat sebanya 3369, di 2017 mengalami peningkatan signifikan, yakni 3882. Sedangkan untuk beasiswa Bidikmisi jumlah kuota di 2013 sebanyak 166, 2014 sebanyak 330, 2015 sebanyak 350, 2016 sebanyak 755, 2017 sebanyak 921.” ungkap Koordinator  

Pada kesempatan tersebut Prof. DYP Sugiharto menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Udinus, Prof Edi Nursasongko yang telah banyak membantu terselenggaranya Rakor Pimpinan PTS 2017.

 

COMMUNITY

Materi Pelatihan