Saturday, November 23, 2024
   
TEXT_SIZE

HUMAS PTS Masih Terpinggirkan

Salatiga -  Selama ini tugas, peran dan fungsi (Tupoksi)  humas di PTS masih dipandang sebelah mata oleh top manajer atau pimpinan perguruan tinggi (PT).

   Hal tersebut terungkap dari pengakuan sebagian besar pelaku kehumasan di PTS saat mengikuti pelatihan Tenaga Kehumasan dan Keprotokolan  yang dilaksanakan selama tiga hari di Hotel Beringin Salatiga, baru-baru ini.

            “Keberadaan kami dibagian humas PTS dapat dikatakan terpinggirkan, sehingga peran kami sangat minim, ada yang difungsikan sebagai marketing, bahkan ada yang hanya sekedar sebagai tukang foto dan clipping Koran,”  kata beberapa peserta.

             Pelatihan  mendatangkan narasumber yang berkompeten di bidangnya, seperti Sri Mulyadi (Redaksi Senior Suara Merdeka), membawakan materi “Membangun Sinergitas PR dengan Media”, Tuti Srihadi (Praktisi), membawakan materi “Public Speaking dan Praktik, Gunawan Wicaksana (Akademisi), membawakan materi “Tupoksi PR”.

            Acara di buka Koordinator Kopertis VI, Prof. Mustafid, dilanjutkan dengan penyampaian materi. Dalam kesempatan tersebut Prof. Mustafid mengatakan, Insan Humas di PT harus bisa memberikan pencitraan yang baik terhadap lembaganya.

            “Sebagai insan Humas, dalam menyampaikan informasi keluar harus  dikemas dengan baik, sehingga apa yang disampaikan benar-benar mencerminkan warna kualitas dari PT itu sendiri. Keprihatinan yang selama ini ada, masih terdapat sebagian besar PT belum secara professional dalam mengemas informasi. Sedangkan terkait dengan keprotokolan, kebebasan akademik hendaknya memberikan warna tersendiri bagi keprotokolan PT. Ada hal yang sangat penting terkait dengan upacara-upacara akademik, seperti tradisi wisuda, dies natalis, hendaknya mengacu pada rujukan yang sudah ada” ungkapnya.

             Sementara itu, Sri Mulyadi atau yang akrab disapa mbah Mul dalam materinya menyatakan, prinsip dasar humas yang perlu dikembangkan meliputi mutu pelayanan yang memadai, prosedur pelayanan yang mudah, cepat dan tepat, pemenuhan hak dan kewajiban kedua belah pihak, akses informasi yang seimbang antara institusi, masyarakat dan insane pers, kelengkapan dan kejelasan informasi pelayanan, pemenuhan harapan masyarakat termasuk insan media.

            Mbah Mul menambahkan, dalam menciptakan brand yang baik kepada masyarakat maupun insan pers, ada beberapa tip yang perlu dilakukan, seperti mengekpresikan simpati terhadap problem masyarakat, kurangi kemarahan dengan sebaik mungkin mendengarkan mereka, jangan membela diri ketika masyarakat tengah menghujat, hindari sikap tidak bersahabat, tidak responsive, apatis, serta bersedia mendengar informasi yang buruk atau kurang dari masyarakat maupun pers.

COMMUNITY

Materi Pelatihan