Saturday, November 23, 2024
   
TEXT_SIZE

Arsitektur UNIKA Gelar Seminar Nasional

Bendan Nduwur – “Orang berpandangan tinggal di ruang ber-ac itu sudah menggambarkan ketropikan, adalah anggapan salah”.

            Pernyataan tersebut disampaikan Prof. Josep Prijotomo, dalam makalahnya berjudul Arsitektur Dua Musim, Arsitektur Empat Musim Menggoyang Ketimpangan,   di seminar Nasional  bertajuk “Kontribusi Arsitektur Tradisional Nusantara Terhadap Konsep Green Architecture”, yang diselenggarakan Unika Soegijapranata, belum lama ini.

            Dia menambahkan, “mendapatkan          kenyamanan menggunakan mesin pengikliman dan memisahkan dari iklim nyata yang telah mengitari kehidupan kita,   dianggap kurang memahami iklim tropic dan subtropik. Yang menjadi masalah, apakah mahasiswa arsitektur memahami perbedaan antara dua musim di dalam perencanaannya. Pada aspek lain juga tertantang dengan sebutan arsitektur nusantara yang identik dengan  bangunan kayu, bukan bangunan batu dan terletak dipedesaan. Kita harus puas mengatakan, bangunan-bangunan di nusantara yang sering kita banggakan dengan sebutan arsitektur itu, senyatanya adalah bukan arsitektur. Kebanggaan yang memalukan tetapi kita menikmatinya,” tegas Prof. Josep.

            Sementara itu, Yori Antar Awal yang menggagas dan membangun Musium Sumba menyampaikan ungkapan pengalaman berharga tempat kuliah, laboratorium, perpustakaan arsitektur ditemukan oleh mahasiswa Unika di arena hidup yang sesungguhnya, dan mahasiswa Unika tersebut adalah “pendekar nusantara”.

            Dikatakan oleh Yori, kadang kita terjebak pada wawasan kepulauan, bukan wawasan nusantara. Banyak sisi nusantara yang tidak diketahui masyarakat. Sumber pengetahuan kita adalah dari negeri sendiri, bukan rumah Indonesia rasa Jepang, atau rumah Indonesia ala Spanyol. Pertanyaannya, di mana rumah ala Indonesia itu ?

            Selain Prof. Yosep Prijotomo (Guru Besar Arsitektur ITS) dan Yori Antar Awal (Arsitektur), narasumber lain yakni, mahasiswa FAD Ignatius Nugroho Adi, M. Resha Khambali, Nobertus Yulianto yang terlibat dalam pembangunan rumah adat di Sumba.

COMMUNITY

Materi Pelatihan