Tak Ada PTS Jateng Gulung Tikar
SEMARANG- Kualitas Perguruan Tinggi Swasta (PTS) perlu diperbaiki untuk menyesuaikan perkembangan dunia industri yang semakin membutuhkan tenaga kHal itu pula yang bisa membuat PTS eksis dan tidak kalah bersaing dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang semakin aktif merekrut calon mahasiswa.
Hal tersebut dikatakan Koordinator Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah Prof Mustafid MEng Phd, Rabu (23/3), merespons pernyataan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh yang menyebutkan sekitar 30% atau sekitar 800 PTS di Indonesia gulung tikar.
Berdasarkan data, jumlah PTS di Indonesia mencapai 3.017 buah yang meliputi institusi akademi, sekolah tinggi, institut, dan universitas. Menurut Mustafid, jika PTS mau bersaing dengan kuat harus bisa beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat dan kreatif. Sebab, tuntutan di bidang bisnis dan kebutuhan tenaga kerja sedang terjadi perubahan yang cepat.
Pihaknya mengaku sudah menginstruksikan kepada para pengelola PTS di Jateng agar lebih berkonsentrasi meningkatkan kompetensi dan sertifikasi para mahasiswa sesuai keinginan dunia industri, karena mahasiswa yang nantinya menerima pekerjaan dari industri.
Terkait fasilitas gedung maupun sarana prasarana lain termasuk laboratorium, menurutnya, sudah dimiliki mayoritas PTS. “Banyak dosen yang juga berkualitas, tapi memang kompetensi dan profesionalitasnya perlu ditingkatkan diiringi perbaikan kurikulum PTS bersangkutan,” tandasnya.
Bersaing Sehat Di sisi lain, Mustafid memperingatkan agar antar-PTS bersaing dengan sehat dan tidak memperebutkan calon mahasiswa. “Sebab, yang terjadi seringkali PTS besar aji mumpung dengan menerima mahasiswa sebanyak-banyaknya guna mendapat income sebanyak-banyaknya.
Sementara PTS kecil terjepit dan kesulitan membiayai operasional, karena sumber pemasukan amat bergantung dari SPP atau pungutan dari mahasiswa,” ungkapnya.
Terkait kondisi di Jateng selama tiga tahun terakhir, menurutnya, tidak ada PTS yang gulung tikar. Namun, ada beberapa yang tinggal nama. Artinya, berbagai fasilitas, dosen, termasuk perizinan, masih ada, hanya mahasiswanya yang tidak ada.
Bagi PTS yang “mati suri” tersebut, Kopertis Wilayah VI Jateng akan mendampingi hingga mampu mandiri. Pendampingan dalam bentuk penyusunan kurikulum yang lebih baik, peningkatan mutu dosen, dan fasilitas perkuliahan yang lebih representatif, termasuk laboratorium.
“PTS diharapkan bisa memberi pelayanan lebih baik kepada masyarakat, sehingga secara otomatis banyak orang yang memilih kuliah di PTS bersangkutan,” tutur dia.
Namun, bagi yang yayasannya menyatakan diri sudah tidak mampu lagi membiayai operasional sehari-hari, Mustafid menyarankan segera mengajukan pengunduran diri ke Ditjen Dikti Kemdiknas RI melalui Kopertis. “Harapannya, tidak memberikan kesan negatif bahwa PTS sulit berkembang. Padahal, kenyataannya kan tidak bisa seperti itu,” katanya. (H70-37)erja dengan kualifikasi yang kompleks dan lebih baik.
Sumber http://m.suaramerdeka.com
Hal tersebut dikatakan Koordinator Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah Prof Mustafid MEng Phd, Rabu (23/3), merespons pernyataan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh yang menyebutkan sekitar 30% atau sekitar 800 PTS di Indonesia gulung tikar.
Berdasarkan data, jumlah PTS di Indonesia mencapai 3.017 buah yang meliputi institusi akademi, sekolah tinggi, institut, dan universitas. Menurut Mustafid, jika PTS mau bersaing dengan kuat harus bisa beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat dan kreatif. Sebab, tuntutan di bidang bisnis dan kebutuhan tenaga kerja sedang terjadi perubahan yang cepat.
Pihaknya mengaku sudah menginstruksikan kepada para pengelola PTS di Jateng agar lebih berkonsentrasi meningkatkan kompetensi dan sertifikasi para mahasiswa sesuai keinginan dunia industri, karena mahasiswa yang nantinya menerima pekerjaan dari industri.
Terkait fasilitas gedung maupun sarana prasarana lain termasuk laboratorium, menurutnya, sudah dimiliki mayoritas PTS. “Banyak dosen yang juga berkualitas, tapi memang kompetensi dan profesionalitasnya perlu ditingkatkan diiringi perbaikan kurikulum PTS bersangkutan,” tandasnya.
Bersaing Sehat Di sisi lain, Mustafid memperingatkan agar antar-PTS bersaing dengan sehat dan tidak memperebutkan calon mahasiswa. “Sebab, yang terjadi seringkali PTS besar aji mumpung dengan menerima mahasiswa sebanyak-banyaknya guna mendapat income sebanyak-banyaknya.
Sementara PTS kecil terjepit dan kesulitan membiayai operasional, karena sumber pemasukan amat bergantung dari SPP atau pungutan dari mahasiswa,” ungkapnya.
Terkait kondisi di Jateng selama tiga tahun terakhir, menurutnya, tidak ada PTS yang gulung tikar. Namun, ada beberapa yang tinggal nama. Artinya, berbagai fasilitas, dosen, termasuk perizinan, masih ada, hanya mahasiswanya yang tidak ada.
Bagi PTS yang “mati suri” tersebut, Kopertis Wilayah VI Jateng akan mendampingi hingga mampu mandiri. Pendampingan dalam bentuk penyusunan kurikulum yang lebih baik, peningkatan mutu dosen, dan fasilitas perkuliahan yang lebih representatif, termasuk laboratorium.
“PTS diharapkan bisa memberi pelayanan lebih baik kepada masyarakat, sehingga secara otomatis banyak orang yang memilih kuliah di PTS bersangkutan,” tutur dia.
Namun, bagi yang yayasannya menyatakan diri sudah tidak mampu lagi membiayai operasional sehari-hari, Mustafid menyarankan segera mengajukan pengunduran diri ke Ditjen Dikti Kemdiknas RI melalui Kopertis. “Harapannya, tidak memberikan kesan negatif bahwa PTS sulit berkembang. Padahal, kenyataannya kan tidak bisa seperti itu,” katanya. (H70-37)erja dengan kualifikasi yang kompleks dan lebih baik.
Sumber http://m.suaramerdeka.com
COMMUNITY
Materi Pelatihan
- Materi Percepatan Pengusulan Jabatan Fungsional Dosen Angkatan II
- Materi Percepatan Pengusulan Jabatan Fungsional Dosen Angkatan I
- Form Perubahan Nama Program Studi
- Materi Workshop PD-Dikti Baru
- Materi Workshop Pembinaan APS Baru
- Materi Sosialisasi APT V3.0
- Materi Statuta 2018 (Update)
- Materi AMI 2018
- Materi SPMI 2018
- Materi BINAP Tahun 2018
- Materi Bimtek Keprotokolan bagi Tenaga Keprotokolan PTS Tahun 2018
- Materi Bimtek Pengusulan JFD Online bagi Tim PAK PTS Tahun 2018 Angkatan I
- Materi Workshop Pembinaan Akreditasi Prodi Baru
- Materi Rakor Badan Penyelenggara dan Pimpinan PTS Tahun 2018 Rayon I
- Materi Optimalisasi Tata Kelola PTS
- Materi PDDIKTI Feeder
- Materi Sosialisasi Kebijakan Akreditasi dan Pelatihan SAPTO
- Materi Workshop Pengusulan JFD OnlineTahun 2017 Angkatan V
- Materi Workshop Pengusulan JFD Online Tahun 2017 Angkatan III dan IV
- Materi Workshop Pengusulan JFD Online Tahun 2017 Angkatan II
- Materi Workshop Strategi Meraih Peningkatan Akreditasi Program Studi Tahun 2017
- Materi Workshop AIPT
- Materi Sosialisasi Reviewer Karya Ilmiah untuk Usulan Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen Angkatan III
- Materi Sosialisasi Reviewer Karya Ilmiah untuk Usulan Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen Angkatan II
- Materi Sosialisasi Reviewer Karya Ilmiah untuk Usulan Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen Angkatan I
- Materi Workshop Percepatan Pengusulan Jabatan Fungsional Dosen 2016 Angkatan IV
- Materi Workshop Percepatan Pengusulan Jabatan Fungsional Dosen 2016 Angkatan III
- Materi Sosialisasi Kebijakan Jabatan Fungsional Akademik Lektor Kepala dan Professor
- Materi Workshop Percepatan Pengusulan Jabatan Fungsional Dosen 2016 Angkatan II
- Materi Workshop Percepatan Pengusulan Jabatan Fungsional Dosen 2016 Angkatan I
- Materi Workshop Reviewer 2014
- Materi Rakor Pimpinan PTS Bidang Akademik Tahun 2014
- Materi Sosialisasi Penilaian Prestasi Kerja PNS (SKP) 2014
- Materi Bimtek Pengusulan JFD Online bagi Tim PAK PTS Tahun 2018 Angkatan II